Oleh : M Rasyid*
Dua berita
yang memberitakan topik yang sama namun berbeda sudut pandang, dua berita itu
adalah masalah hasil survey angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka
yang diberitakan Tribun Jambi.Com.
Banyak pembaca
yang bertanya, apakah benar berita ini? Tentu secara berita benar adanya, tapi
kenapa terjadi perbedaan, untuk menjawab itu perlu analisis dan kajian secara
statistik.
Pertanyaan
pembaca tersebut mengklitik saya untuk mecari jawaban secara statistik apakah
singkron. Baik kita tampilkan data-data tersebut. Berdasarkan angka hasil
survey terbaru bulan Angustus 2025,
bahwa angkatan kerja di Kabupaten Batang Hari naik sebesar 2,91 %. Survey bulan
yang sama Tingkat Angka Pengangguran Terbuka naik menurun dari angka 4,49 turun
menjadi 4,21 % jadi turun sebesar 0,28 persen.
Terlepas dari
faktor-faktor sektor lapangan kerja, mana yang mempengaruhi tentang angka
pengangguran dan kesempatan kerja. Kita hanya fokus pada selisih angka
statistik tersebut. Angka-angka hasil survey tersebut singkron.
Secara
statistik angka-angka dimaksud menunjukan
bahwa peningkatan angka kerja sebesar 2,91% menunjukkan bahwa jumlah
orang yang bekerja telah meningkat, yang berarti lebih banyak orang memiliki
pekerjaan.
Sementara
itu, penurunan angka tingkat pengangguran terbuka sebesar 0,28% menunjukkan
bahwa jumlah orang yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan telah menurun.
Hasil survey tersebut memperlihatkan garis tegak lurus yang sama, yaitu
peningkatan kesempatan kerja dan penurunan pengangguran.
Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa angka-angka tersebut singkron dan menunjukkan
perbaikan pada kondisi pasar kerja.
Berdasarkan
angka-angka statistik bahwa angka kerja naik 2,91 sedangkan pengangguran
terbuka turun 0,28 %. Artinya ada penurunan pencari kerja dan peningkatan
kesempatan kerja. Pemerintah dalam situasi demikian diharapkan dapat melakukan
kebijakan peningkatan pasar kerja.
Pertama, meningkatkan
pelatihan dan pendidikan berbentuk program meningkatkan keterampilan dan
kemampuan pencari kerja, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja
yang semakin kompetitif.
Kedua, mendorong
investasi dan pertumbuhan ekonomi yaitu menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif,
sehingga dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Ketiga, pemerintah
dapat meningkatkan infrastruktur dan keneksitas guna mobilitas para pencari
kerja. Keempat, peningkatan sektor kewirausahaan yang seluas-luasnya denga
kemudahan administrasi.
Kelima,
penetapan UMP/UMR yang berimbang dengan situasi ekonomi. Keenam program-progam
lain yang menyangkut masalah kerja. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat
meningkat.
Berangkat
dari paparan tersebut, maka terjadi penurunan para pencari kerja sektor mana,
Sebab sampai saat ini kita tidak melihat adanya
investor menanamkan investasinya di Batang Hari begitu juga bidang
bisnis lainnya.
Sektor
kewirausahaan juga tidak terlihat melonjak. Penurunan angka tersebut lebih
disebabkan lulusnya ASN-PPPK. Memang tidak salah, tapi itu tidak bisa dijadikan
suatu prestasi atau keberhasilan suatu pemerintahan dalam menciptakan lapangan
kerja. Penurunan tersebut belum memperlihatkan tingkat kesejahteraan.
Pertanyaannya,
sudahkan hal demikian diambil kebijakan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah
Kabupaten Batang Hari? Kedepan para
pengampu kebijakan perlu memikirkan ini. Tidak ego dengan visi dan misi yang
belum tentu menyentuh pada perlluasan lapangan kerja.
Proyek-proyek
mercusuar perlu ditinjau ulang, fokus pada kesejahteraan rakyat. Pembukaan
usaha-usaha kecil dan menenggah perlu diperluas. Infrastruktur koneksitas antar
wilayah dalam Kabupaten Batang Hari perlu dibangun. Sehingga tercipta hidup
dengan ekonomi murah.-
Penulis: *Guru tinggal di Muara
Bulian.

0 Komentar