MediAmpera COM — Ribuan warga dari Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, dan Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, turun ke jalan memblokir jalan lintas timur, Jambi-Pekanbaru menolak pembangunan stockpile batubara oleh PT. Sinar Anugrah Sentosa (SAS), anak perusahaan dari RMKE Group
Penutupan Jalan Lintas Timur, ini menghubungkan Jambi dengan provinsi lainnya di Sumatera.
Aksi Damai ini didukung oleh organisasi Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) bersama warga terdampak dan dari WALHI Jambi,
Salah seorang anggota Walhi, Abdillah, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk protes terhadap pembangunan fasilitas industri yang dinilai merampas ruang hidup masyarakat dan mengancam kesehatan serta keselamatan lingkungan, khususnya warga Perumnas Aurduri dan warga Desa Mendalo Darat.
Stockpile batubara dan jalan khusus yang dibangun PT. SAS berada tepat di tengah kawasan padat penduduk, bahkan melintas di jalan lintas Timur Jambi-Pekanbaru.
Keberadaan proyek stockpile ini, tambah Abdillah, sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak konstitusional mereka atas lingkungan hidup yang sehat dan aman, sebagaimana dijamin dalam pasal 28H ayat (1) UUD 1945.
Oscar Anugrah, Direktur WALHI Jambi, menyatakan bahwa pembangunan ini tidak hanya melanggar prinsip keadilan ekologis, tetapi juga bertentangan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya pasal 65 dan 67 yang menegaskan hak dan kewajiban warga dalam menjaga kelestarian lingkungan
Lokasi pembangunan stockpile PT. SAS berada di zona pemukiman padat, bukan kawasan industri. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 Tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yang secara tegas mengatur peruntukan ruang dan melarang aktivitas industri berat di wilayah tersebut.
Ketua Barisan Perjuangan Rakyat (BPR), Rahmat Supriadi, menyebutkan dengan tegas, bahwa suara rakyat tidak bisa dibungkam.
“Penolakan ini adalah bentuk perjuangan mempertahankan ruang hidup, kesehatan, dan masa depan generasi yang akan datang. Kami tidak akan diam,” ujarnya lantang di tengah kerumunan massa.
Aksi dimulai pukul 09.00 pagi hingga berita dipublish wargaasih bertahan di lokasi aksi, malah mendirikan tenda di tengah jalan.
Warga mendesak Gubernur Jambi, Al Haris, untuk hadir langsung di tengah-tengah warga dan untuk berdialog langsung secara terbuka.
Warga menuntut pemerintah Provinsi Jambi berpihak kepada rakyat dan segera menghentikan seluruh aktivitas PT. SAS yang dinilai merusak tatanan sosial dan ekologi.
Spanduk bertuliskan “Hentikan Segala Aktivitas PT. SAS di Atas Pemukiman Warga terbentang di beberapa tempat tengah sisi jalan.
Akibat alsi warga ini dampaknya arus lalu lintas jalan lintas timur macat total. Terjadi antrian panjang kendaraan dari dua arah, baik dari arah Jambi maupun arah Pekanbaru.***
Reporter/Editor : MAS
0 Komentar