MediAmpera.COM – Gula merah yang dijual di pasaran dan banyak digunakan untuk tambahan bahan makanan. Ternyata beragam bahan bakunya untuk membuat gula merah tersebut, yaitu cairan air Nira.
Cairan air nira
ini, berasal dari bunga pohon
keluarga palma seperti kelapa, aren, dan siwalan. Selain itu, nira tebu
juga bisa digunakan sebagai bahan baku gula merah, bahkan belakangan ini
ada penemuan baru, cairan air nira kelapa sawit juga bisa diolah menjadi gula
merah.
Sejak dulu olahan gula merah ini sudah dilakukan oleh
masyarakat, terutama di pulau Jawa dan Sumatera
seperti di Lampung dan Jambi.
Bagaimana proses pengolahan dari cairan nira menjadi bongkahan
gula merah. Beberapa waktu lalu, penulis berkesempatan mendatangi seorang
pembuatan gula merah, di Kelurahan Kampung Laut Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Jarak tempuh dari Kota Jambi ke Kampung Laut, kurang lebih 85 km
hingga 90 km. Bisa ditempuh menggunakan kendaraan darat dengan melintasi Kota Muara
Sabak, dengan waktu tempuh sekitar 2,15 menit.
Salah seorang petani kelapa dalam, Muhammad Arif, tinggal di Jalan
Kuala Lagan. Disamping sehari-harinya bekerja sebagai penggarap kebun dan
memanen buah kelapa, baik di kebunnya sendiri maupun di kebun milik orang lain
sebagai penerima upah.
Disela-sela itu, Arif memanfaatkan waktunya untuk menyadap (Deres-Jawa)
bunga kelapa di kebun miliknya sendiri sebagai bahan baku pembuatan gula merah.
Muhammad Arif, saat ditemui di bangsal atau dapur pembuatan
gula merah, persis berada di belakang rumahnya, dia menceritakan bagaimana proses
pembuatan dan pengolahan cairan air nira kelapa menjadi gula merah.
Arif mulai menceritakan, setidaknya ada sepuluh batang kelapa
yang khusus disadap bunganya untuk diambil air niranya. Proses penyedapan itu
dilakukan dua kali pada sore hari dan pagi hari.
Jika dilakukan pada sore hari, cairan air nira yang ditampung
dalam galon ukuran lima liter, bisa ambil pada pari. Begitu pula kalau
menyadapnya di pagi hari, sorenya bisa diambil.
Proses selanjutnya cairan air nira yang sudah dikumpulkan
itu, lalu di masak dalam sebuah kuali besar sampai benar-benar kandungan airnya
menyusut dan menjadi gula yang masih cair kental.
Dari gula yang sudah masak dalam kondisi masih cair itu, lalu
dituangkan ke dalam cetakan yang terbuat dari potongan bambu atau batok kelapa,
dan dibiarkan hingga dingin baru dilepas dari cetakannya.
Masih kata Arif, memang usaha rumahan untuk mengolah air nira
kelapa menjadi gula merah ini, tidak sepenuhnya ditekuni, karena proses
pengolahannya juga masih tradisional.
Meski begitu, sekali memasak air nira itu, bisa menghasilkan
10 kg gula merah yang siap dijual. Untuk harga gula merah bikinan Arif,
dibandrol mencapai Rp.25 ribu per kg.
Di tempat tinggalnya di Jalan Kuala Lagan ini, hanya Arif
yang masih bertahan membuat gula merah. Tadinya ada beberapa orang saudaranya
juga membuat gula merah, tapi sekarang tidak lagi.
Karena itu, Arif, sering kewalahan untuk memenuhi permintaan
gula merah hasil produksinya. Apalagi untuk keperluan hajatan yang membutuhkan
persediaan gula merah lebih banyak.
“Untuk gula merah yang dijual ke pasar atau toko, tergantung pesanan
dan tidak dipatok harus berapa kilogram, kalau ada
kita jual,” ujar Arif.***
Rep/Editor : Asrori
0 Komentar