Breaking News

Musim Banjir Atau Air Sungai Batanghari Surut, Puluh Tahun Yusuf Tetap Bikin Perahu

 

Yusuf, Pengrajin Perahu Sampan di Tanjung Raden Jambi Kota Seberang.|foto : Asrori

MediAmpera.COM – Sudah tak terhitung lagi berapa jumlahnya, Yusuf, mengaku membuat  perahu sampan, ketekboat dan speedboat pancung. Usaha pembuatan alat transportasi sungai itu sudah dilakoninya sejak puluhan tahun lalu.

Perahu buatan Yusuf sudah banyak dibeli peminat yang datang dari luar daerah, seperti Kerinci, Padang Sumatera Barat, Palembang, bahkan ketika bencana gempa tsunami Aceh tahun 2004 lalu, perahu buatannya dikirim ke sana digunakan dalam pengumpulan jenazah korban tsunami dan sebaginya.

Selain itu tidak sedikit masyarakat Kota Jambi juga membeli parahu buatan Yusuf, untuk kebutuhan perahu wisata, termasuk dari Desa Petaling, Sungai Gelam, Muaro Jambi sebagai alat transportasi angkutan kelapa sawit.

“Apalagi di musim banjir sekarang ini, banyak pesanan perahu. Ini ada empat perahu dan ketek yang sedang dikerjakan, dan masih ada tiga lagi yang memesan, tapi belum sempat dikerjakan," ujar Yusuf menambahkan.

Pengakuan Yusuf, warga Olak Kemang darat ini, disampaikan saat ditemui di tempat usahanya  di RT 8 Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk, Jambi Kota Seberang, Kamis 20 Maret 2025.

“Usaha pembuatan perahu ini sudah saya buat tekuni sejak puluh tahun yang lalu. Sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar sudah belajar membuat perahu, tak terhitung berapa jumlahnya perahu yang saya buat,” ujar Yusuf yang hanya tamatan SMA Swasta di Kota Jambi ini.




Usaha Pembuatan Perahu Milik Yusuf di RT 08 Kel.Tanjung Raden Seberang Jambi.|foto: Asrori

Menurutnya, pengalaman dan ilmu pengetahuan dan cara membuat perahuni ini, tidak melalui pendidikan khusus, tapi hanya belajar dari orang lain yang juga punya usaha pembuatan perahu, ketika hanya jadi kernet saja.

“Saya tidak pernah belajar secara khusus, “ambil ilmu orang lain” cara membuat perahu dengan bahan dasar kayu papan, hanya karena tekun ikut membuat perahu dengan orang lain, dari sana dari sedikit demi sedikit jadi tahu caranya. Akhirnya saya mencoba-coba membuat perahu sendiri,” kata Yusuf yang memiliki empat orang anak dengan logat bahasa Jambi Seberang itu..

Menurutnya, perahu sampan, ketek dan speedboat  itu, dibuat sendiri. Beragam ukurannya dan waktu pengerjaannnya cukup lama serta tak bisa diburu-buru. Kerana mengutamakan hasil yang baik dan berkualitas. Sedangkan bahan bakunya, seperti papan itu dibeli langsung di pabrik kayu (sawmill).

Menurut Yusuf, perahu buatannya untuk ukuran panjang empat meter dihargai Rp.1.100 juta sanpai Rp.1.300 juta dan untuk panjang 8 meter dijual seharga Rp.9 juta. Untuk speedboat pancung yang pernah dibuat dijual seharga Rp.10 juta sampai Rp 12 juta.

Lain lagi, jika ada peminat yang pesan untuk dibuatkan dan bahan-bahannya dari pemesan, Yusuf akan mengambil upah saja berkisar Rp.6 juta hingga Rp 7 juta.

“Saya juga membeli perahu yang sudah jadi dari penjual, lalu saya jual lagi dengan sedikit mengambil keuntungan,” pungkas Yusug.

Terakhir Yusuf sangat berharap ada bantuan modal dari pemerintah, untuk mengembangkan usaha pembuatan perahu. Sehingga jika usahanya berkembang dia bisa mempekerjakan orang lain di tempat usaha pembuatan perahu miliknya itu.***

Reporter : ITA | Editor : MAS

0 Komentar

IKLAN

Type and hit Enter to search

Close